Wikipedia

Hasil penelusuran

Telkom Schools

Merupakan Sekolah Dibawah Naungan Yayasan Shandy Putra Yang Bekerjasama Dengan Telkom Indonesia

SMK Telkom Purwokerto

Sekolah Berintregritas Dengan Deretan Prestasi Yang Paling Dicari Bagi Mereka Yang Ingin Berkecimpung Didunia Telekomunikasi Dan Informatika

Teknik Jaringan Akses

Jurusan Yang Melahirkan Siswa Yang Unggul Dan Paling Dicari Di Bidang Perkembangan Telekomunikasi Modern

Telkom University Bandung

Salah Satu Universitas Berprestasi Yang Menjamin Siswa Telkom Schools Untuk Berkuliah Sesuai Kemampuan

Telkom Akses

Merupakan Salah Satu Perusahaan Dibawah Naungan PT.Telkom Indonesia Yang Siap Menjamin Terserapnya Siswa Telkom Schools Di Bidang Industri Telekomunikasi

Selasa, 20 Agustus 2019

Strategic Smart City (Sebuah Refleksi Ibu Kota Baru)




  Wacana pemindahan Ibu Kota Negara (IKN) dari Jakarta ke Kalimantan telah menjadi isu serius yang tengah digarap oleh Pemerintah. Komitmen tersebut terefleksi dari masuknya agenda pemindahan ibu kota pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) tahun 2024. Legitimasi formal dalam negeri telah ditegakan, ancaman bencana alam dan inefisiensi disegala bidang seperti macet menjadi konsiderannya. Namun perlu diketengahkan pula hal-ihwal terkait komitmen Indonesia atas penandatanganan dokumen Sustainable Development Goals (SDGs) dengan target pencapaian hingga tahun 2030. Poin kesebelas  SDGs menegaskan untuk melakukan aksi nyata dalam pembentukan perkotaan yang inklusif, aman, kuat, dan berkelanjutan. Berdasarkan urgensi dan relevansi tersebut maka smart city menjadi konsepsi IKN baru yang memiliki tingkat kompatibilitas yang tinggi.
Smart city merupakan upaya mendekatkan masyarakat dengan ragam layanan publik melalui penggunakan teknologi informasi dan komunikasi (TIK)  terbaru sebagai bagian dari implementasi Internet of things (IoT). Hal yang tidak menimbulkan disparitas informasi bahwa setiap kota memiliki masalah dan potensinya masing-masing. Sehingga smart city perlu dibangun secara strategis, kota harus memiliki kultur sosial dan struktur rancang bangun yang sesuai dengan kondisi wilayah, kemudian berpadu dengan kota hijau sebagai refleksi posisi kota yang beririsan dengan hutan. Keduaanya akan berkolaborasi dalam model smart city sebagai satu kesatuan konsep bernama Strategic Smart City. Konsep smart city sendiri berdiri berdasarkan parameter yang termanifestasi dalam beberapa dimensi pembangunan yang saling terintegrasi.
Smart Environment
Pada dimensi pengelolaan lingkungan, roadmap yang komprehensif terkait pengelolaan bahan olahan tak terpakai perlu ditautkan dengan TIK dalam implementasi. Taktis Waste managementwater management, dan energi alternatif yang ramah lingkungan perlu dikembangkan dan diintegrasikan dengan teknologi penunjang.


Smart Economy
Integrasi aktivitas bisnis serta sarana perdagangan dan jasa dengan TIK menjadi bagian integral dalam menciptakan ekosistem ekonomi yang memberdayakan masyarakat. TIK akan membuka akses informasi sekaligus  menstimulus pemembukaan bisnis masyarakat dan dapat menekan biaya dan meningkatkan produktivitas bisnis supaya tetap berkelanjutan. Setiap proses transaksi pada ekosistem bisnis online ini menggunakan medium blockchain, hal ini berfungsi supaya dapat meminimalisir kecurangan bisnis dan menjaga keamanan data.


Smart Living
Atensi terhadap kualitas hidup masyarakat perlu ditegakan, yakni melalui dibentuknya badan khusus yang memiliki program dan layanan berbasis TIK dan komunitas untuk memastikan akses terhadap pendidikan, kesehatan, keamanan, dan literasi digitital masyarakat. Sehingga bukan hanya bagimana membangun kualitas layanan publik, namun perlu didukung jaminan responsifitas terhadap kelompok rentan.




Smart Mobility
Setiap moda transportasi umum bukan hanya harus memiliki perbandingan yang proporsional dengan jumlah penduduk, namun  terintegrasi pula dengan konsep city brain. City brain menggunakan perbaduan sistem komputasi awan dan CCTV eksisting yang terpasang disetiap sudut kota, sehingga memungkinkan melakukan pengawasan dan analisis perjalanan secara realtime. Pada posisi tersebut satu sisi integrasi angkutan massal dan pemilihan rute minim hambatan akan lebih optimal, sedang disisi lain akan mengurangi angka pelanggaran lalu lintas dan kecelakaan.
Smart Goverment
Pemerintah di ibu kota harus mampu cepat dan tanggap dalam mengatasi dinamika problematika di masyarakat. Konsep Open Goverment harus ditegakan, yaitu untuk menciptakan titik equilibrium antara keterbukaan pemerintah dan partisipasi aktif masyarakat. Upaya ini dapat berjalan manakala setiap rangkaian pembuatan keputusan mulai dari musrembang sampai dengan evaluasi kinerja menggunakan pendekatan Elektronik Goverment.

Sebagai pusat komando layanan publik, pemerintah perlu pula memanfaatkan big data melalui penyediakan smart card sebagai kartu yang mampu mengintegrasikan data pribadi dengan layanan publik seperti moda transportasi massal, pembayaran pajak, dan berbagai transaksi elektronik lainnya. Selain itu proteksi yang mapan perlu dibuat supaya data yang terdaftar tetap aman.
Smart People
Masyarakat yang memiliki pengetahuan dan skill yang mumpuni menjadi penopang penting smart city. Sehingga diperlukan keberadaan pusat pendidikan formal dan informal yang memiliki kompatibilitas kurikulum dengan revolusi industri terbaru, serta ditopang dengan ragam metode pembelajaran berbasis digital.
Strategic City
Smart city yang telah dibangun melalui terpenuhinya beberapa parameter diatas harus berdiri diatas tempat yang strategis. Ketersediaan lahan seluas 300.000 hektare, mampu menampung 1,5 juta penduduk dan bebas bencana tentu menjadi syarat mutlak letak kota. Namun diperlukan pula kedekatan jarak dengan kota yang telah berkembang untuk efisiensi investasi dan meminimalisir konflik dengan budaya setempat. Selain itu akses yang mudah terhadap laut perlu diperhatikan, satu sisi supaya kota memiliki sistem keamanan dan pertahanan yang memadai, sedang disisi lain supaya pemerintah mampu memberikan penetrasi secara optimal untuk pemenfaatan laut yang pada gilirannya dapat menjadi fondasi menuju poros maritim dunia. Kepastian Kalimantan sebagai lokasi baru IKN tentu memberi konsekuensi terhadap posisi kota yang beririsan dengan hutan. Pada posisi tersebut, luas ruang terbuka hijau harus dibuat melebihi dari setengah wilayah kota supaya tidak banyak merusak ekosistem hutan.

Konsep Strategic Smart City memerlukan kolaborasi dan integrasi kebijakan yang sangat intensif dengan berbagai stakeholder khususnya Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (BAPPENAS yang akan menjadi leading sector. Political will yang konsisten, kelembagaan yang kuat, hingga manajemen dan perencanaan yang berkapasitas menjadi prasyarat penting supaya output dan outcome yang dihasilkan dapat optimal. Pada gilirannya konsep ini akan mampu menciptakan IKN inklusif, aman, kuat, dan berkelanjutan. 
#Bappenas dan #IbuKotaBaru